nusakini.com-- Pulau Sombori, salah satu pulau kecil di Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah ini memiliki keindahan yang menakjubkan. Sangking jernihnya, pengunjung bahkan bisa melihat langsung dasar lautan di Pulau ini. 

Tak banyak yang mengetahui keberadaan Pulau Sombori. Padahal, pulau ini sangat kaya dengan keindahan alam laut yang masih sangat terjaga dan bersih. Namun sayangnya, kejernihan dan keindahan laut Pulau Sombori berbanding terbalik dengan ketersediaan air bersih di sana. 

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Sandjojo saat berkunjung di pulau tersebut memberikan solusi, agar masyarakat menggunakan dana desa yang diturunkan melalui APBN untuk memfasilitas air bersih. Akan lebih bermanfaat jika pengelolaan air bersih ditangani oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). 

"Dana desa kita harapkan ke depan bisa jadi pengungkit perekonomian. Nah oleh sebab itu, manfaatkan kurang lebih Rp300 juta untuk membentuk embung air. Kedalamannya 15 Meter dan pakai plastik agar tidak terkontaminasi. Embung desa tidak hanya untuk irigasi pertanian, tapi airnya juga bisa difilter untuk sumber air minum," ujarnya, Selasa (6/12). 

Kabupaten Morowali sendiri mendapatkan dana desa dan Alokasi Dana Desa (ADD) yang cukup besar, yakni Dana Desa Rp76 Miliar dan ADD sebesar Rp61 Miliar. Dana tersebut dialirkan ke 120 desa, sehingga rata-rata setiap desa di Kabupaten Morowali mendapatkan kucuran dana lebih dari Rp1 Miliar per tahun. 

"Kalau sudah begini, dengan dana desa seharusnya ke depan tidak ada lagi desa yang miskin. Apalagi saya dengar pertumbuhan ekonomi desa di Kabupaten Morowali ini saya dengar mungkin paling tinggi di antara yang lain," ujarnya. 

Saat berdialog dengan seluruh kepala desa se-Morowali Menteri Eko juga mencanangkan Kawasan Perdesaan Pulau Sombori, khususnya desa Mbokita sebagai kawasan desa wisata. Lagi-lagi, ia menyarankan agar pariwisata Pulau Sombori dimaksimalkan kemudian dikelola oleh BUMDes. 

Tak luput Menteri Eko juga menyampaikan rasa bangga kepada Kabupaten Morowali yang berhasil meraih rekor muri pembentangan bendera kebangsaan terpanjang di dunia, yakni sepanjang 19 Kilometer. Menurutnya masyarakat Indonesia harus bangga, karena memiliki keunggulan-keunggulan di kelas dunia. Indonesia memiliki lahan tropis terbesar ke 2 di dunia, garis pantai terpanjang ke 2 di dunia, memiliki suku adat terbesar sebanyak 1200 suku adat, dan penduduk Nomor 4 terbesar di dunia. 

"Semua yang dimiliki Indonesia hanya bisa kita pertahankan dengan mempertahankan rasa satu kesatuan. Morowali rasa.kebangsaannya sangat tinggi," ujarnya. 

Terkait hal tersebut, Bupati Morowali, Anwar Hafid mengakui, Kabupaten Morowali khususnya Pulau Sombori, masih dihadapkan dengan minimnya fasilitas infrastruktur. Meski demikian ia berharap, bahwa ke depan Pulau Sombori dapat berkembang menjadi destinasi wisata nasional. 

"Yang paling susah adalah air minum. Kami sudah mencanangkan melaui pipa bawah laut. Kalau ingin jadi desa wisata,tentunya air bersih akan jadi hal yang sangat penting," ujarnya. 

Anwar mengungkapkan, Kabupaten Morowali telah lepas dari kategori daerah tertinggal sejak 2 tahun lalu. Dengan potensi unggulan berupa ikan dan rumput laut ia berharap, akan ada investor yang masuk untuk menyediakan sarana pasca panen. 

"Banyak jenis ikan mahal ada di Morowali. Tapi pasca tangkap agak bermasalah, kami butuh pabrik pengolahan ikan. Kami punya TPI tapi belum maksimal," ungkapnya.(p/ab)